Senin, 23 November 2009

Konsep rezeki menurut pandangan saya (langkah awal posting)

Sebenarnya rezeki itu sudah di tentukan sebelumnya berdasarkan dimana manusia itu berada. Katakanlah besarnya rezeki itu terkelompokkan menurut golongan:

1. Golongan satu, orang-orang yang masuk kedalam kategori ini adalah orang yang memiliki rezeki yang bisa dikuantifikasikan sebanyak 70%.

2. Golongan dua, orang-oarang yang masuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang memilki rezeki yang bisa dikuantifikasikan sebesar 30%.

3. Golongan tiga, orang-oarang yang masuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang memilki rezeki yang bisa dikuantifikasikan sebesar 10%.

Tujuan dari pengelompokkan ini mempunyai implikasi yaitu bahwa seharusnya setiap manusia harus mengetahui letak dimana dia berada, manusia harus menyadari bahwa dia mendapatan rezeki yang memang pantas diterima berdasarkan golongannya, makanya dari itu sikap sabar dalam hal ini mutlak adanya karena segala sesuatu itu ada batasnnya dan batasnya adalah golongan itu sendiri.

Ketika semuanya berbatas, seharusnya manusia itu tidaklah sombong karena kesombongan itu bukalah milik manusia yang memilki keterbatasan, sombong itu adalah milik Allah SWT Yang tiada terbatas. Dalam mencermati hal ini dapatlah diungkapkan bahwa terbatasnya rezeki yang kita dapatkan itu tidak terlepas dari mekanisme yang dibuat oleh Allah SWT mengenai pembagian rezeki yang setiap kita mendapatkan bagiannya sendiri-sendiri.

Kategorisasi pendapatan rezeki ini akan membuat manusia menjadi realistis dalam menghadapi kondisi yang terkait dengan aktifitas ekonominya, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ketika manusia berada dalam golongan middle maka gaya hidupnya harusnya tidak melampaui batas golongan agar tidak menimbulkan kesengsaraan padanya, biarlah ketika kita masih pada golongan middle jangan berpikir untuk high karena saat dalam keadaan middle itulah anugrah, kita harus serius menjalaninya dan high adalah impian yang akan dikejar dan carilah jalan untuk menuju high ataukah tetap dalam khayalan.

Seseorang akan naik tingkat golongan apabila dia mau belajar yang besar untuk meraih yang besar, namun apa yang masih terjadi kepada kita akankah kita merubahnya dan belajar untuk menjadi orang besar?itu adalah pertanyaan yang logis bukan lawatan imajinatif untuk memperoleh sesuatu dengan instan, dengan kata lain apabila kita akan ingin menjadi kaya janganlah berpikir mengenai kekayaan itu, melainkan berpikirlah untuk mencari jalan untuk menjadi kaya.